Mobil dengan transmisi otomatis (matic) dianggap lebih praktis untuk digunakan pada aktivitas sehari-hari terutama pada kondisi lalu lintas yang padat. Pengemudi hanya mengendalikan dua pedal saja yaitu pedal gas dan pedal rem karena pada transmisi matic tidak ada kopling yang digerakkan secara manual. Pada transmisi matic, kopling digerakkan secara otomatis melalui tenaga hidrolik dari oli transmisi.
Namun pada beberapa kondisi transmisi matic juga dapat berpotensi mengalami gangguan fungsi, salah satunya adalah transmisi tidak bisa pindah gigi. Lantas apa yang menyebabkan masalah ini terjadi?
SWITCH REM
RANGE SWITCH
Pada transmisi matic, range switch berfungsi untuk mengirimkan sinyal untuk setiap posisi pada kendaraan, baik posisi maju, mundur, netral maupun parkir. Apabila pemasangan range switch tidak tepat ataupun kondisi range switch yang kotor akan beresiko menyebabkan masalah ketika perpindahan gigi.
TRANSMISSION POSITION SENSOR
Salah satu fitur keselamatan pada transmisi matic adalah transmission position sensor. Sensor ini berfungsi untuk memotong arus listrik ke motor starter apabila mobil tidak berada pada posisi parking atau netral. Mesin mobil tidak akan bisa dinyalakan apabila tuas perseneling berada di posisi selain P dan N. Apabila terjadi kerusakan pada sensor ini maka dapat berakibat pada saat melakukan perpindahan gigi.
SOLENOID
Yang membedakan transmisi matic dengan manual bisa dilihat dari komponen utamanya. Pada transmisi matic, solenoid diperlukan untuk mengatur tekanan hidrolik oli transmisi dan memiliki peran yang sangat vital terhadap kerja dari transmisi otomatis. Tekanan hidrolik dari oli transmisi inilah yang akan menekan kopling untuk melakukan perpindahan gigi. Apabila solenoid rusak maka Anda tidak akan bisa melakukan perpindahan gigi.