Lihat berita dan auto tips yang lain

Peran dan Cara Merawat Roller pada Motor Matic

article276-1-roller

Sepeda motor sudah menjadi barang kebutuhan primer masyarakat Indonesia untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti untuk berangkat kerja, sekolah ataupun kegiatan lainnya. Jenis sepeda motor yang paling laris adalah jenis skuter matic. Ini merupakan jenis sepeda motor yang menggunakan transmisi otomatis untuk sistem perpindahan percepatannya. Biasanya jenis transmisi otomatis yang digunakan adalah jenis CVT (Continuously Variable Transmission). Dengan transmisi otomatis ini pengemudi hanya mengandalkan gas dan rem saja untuk mengendalikan kendaraannya karena transmisi bisa berpindah secara otomatis menyesuaikan kebutuhan berkendara.

Karena kerjanya yang kompleks, perawatan CVT sangat perlu dilakukan secara rutin. Tidak hanya ganti oli mesin, busi dan kampas rem saja, tetapi servis CVT juga merupakan hal yang penting. Tiga komponen utama pada CVT adalah primary sheeve (drive pulley), secondary sheeve (driven pulley) dan V-belt. Primary sheeve terletak di bagian depan, sedangkan secondary sheeve di bagian belakang. Kedua komponen ini dihubungkan oleh V-belt. Primary sheeve akan menyalurkan tenaga ke secondary sheeve melalui V-belt. Semakin cepat putaran mesin, maka diameter V-belt pada primary sheeve akan semakin besar, sedangkan diameter V-belt pada secondary sheeve akan semakin kecil.

Proses ini disebabkan oleh roller yang terdapat pada primary sheeve mengalami tekanan sentrifugal seiring dengan bertambahnya putaran mesin. Daya sentrifugal inilah yang mendorong mangkuk pada primary sheeve dan menyebabkan V-belt semakin bergerak ke arah diameter luar pada bagian primary sheeve. Semakin besar diameter V-belt pada primary sheeve menyebabkan V-belt pada secondary sheeve tertarik sehingga spring akan mengalami tekanan dan diameter V-belt di secondary sheeve akan semakin mengecil.

Roller merupakan bantalan keseimbangan gaya berat yang berfungsi untuk menekan dinding dalam primary sheeve pada saat terjadi putaran. Prinsip kerja roller mirip dengan pelat penekan kopling sentrifugal, dimana ketika putaran mesin naik, roller akan terlempar ke arah luar dan mendorong bagian pulley yang biasa bergerak mendekati pulley yang diam, sehingga celah pulley akan menyempit.

Karena perannya yang penting, penggantian roller perlu dilakukan apabila kondisinya sudah tidak ideal. Roller perlu diganti apabila sudah aus atau terdapat bagian roller yang penyok. Roller yang aus akan menyebabkan getaran yang tidak normal dan bunyi transmisi yang lebih berisik. Rata-rata roller perlu diganti apabila kendaraan sudah menempuh jarak sekitar 20.000 hingga 25.000 km.


Lihat berita dan auto tips yang lain