Lihat berita dan auto tips yang lain

Prinsip Kerja Exhaust Gas Recirculation

Prinsip Kerja Exhaust Gas Recirculation

Pada mobil dengan sistem pembakaran internal, gas buang yang dihasilkan kendaraan menghasilkan zat-zat sisa pembakaran. Buruk tidaknya gas yang dihasilkan dipengaruhi oleh kondisi pembakaran di ruang bakar. Salah satunya adalah pembakaran yang tidak sempurna. Pembakaran ini menghasilkan gas-gas beracun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Gas-gas ini merupakan penyumbang polusi terbesar, terutama di kota-kota besar dikarenakan emisi bahan bakar yang dihasilkan. Pembakaran tidak sempurna bisa disebabkan karena beberapa faktor, seperti desain konstruksi mesin dan sistem kontrol udara bahan bakar yang tidak ideal. Pada pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan beberapa senyawa berikut:

NOx merupakan salah satu gas yang beracun dan berbahaya bagi kesehatan. Untuk mengurangi kandungan gas NOx, beberapa mobil sudah menerapkan penggunaan EGR (Exhaust Gas Recirculation) pada sistem di engine. EGR bekerja dengan mensirkulasikan kembali gas buang sisa pembakaran untuk dikembalikan ke intake manifold. Gas ini dialirkan melalui suatu saluran yang terhubung dari exhaust manifold ke intake manifold dengan memanfaatkan kevakuman di sisi intake.

Gas NOx terbentuk karena proses pembakaran di ruang bakar terjadi pada temperatur yang tinggi. Guna menurunkan laju dan temperatur pembakaran di ruang bakar, maka gas EGR ini akan dicampur dengan udara segar yang masuk melalui intake manifold. Campuran udara segar dan gas EGR di ruang bakar akan menyebabkan laju pembakaran dan temperatur di ruang bakar akan menurun. Menurunnya temperatur pembakaran ini disebabkan karena gas EGR adalah gas yang susah dibakar. Hal inilah yang menyebabkan pembentukan gas NOx akan berkurang.

Prinsip Kerja Exhaust Gas Recirculation

Ketika katup EGR aktif, maka udara segar yang masuk ke ruang bakar akan lebih sedikit sehingga bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor juga berkurang. Hal inilah yang menyebabkan mobil yang dilengkapi dengan sistem EGR lebih irit dibandingkan dengan mobil tanpa sistem EGR. Ketika EGR aktif, tenaga atau power yang dihasilkan oleh engine tidak bisa optimal sehingga ECU hanya mengaktifkan EGR pada kondisi tertentu saja seperti ketika mobil sedang melaju secara konstan pada kecepatan rendah hingga sedang. Ketika mobil sedang kondisi idle dan berakselerasi, ECU akan memerintahkan sistem EGR untuk tidak beroperasi. Hal ini dilakukan untuk mencapai rpm dan torsi yang diinginkan oleh kendaraan.



Lihat berita dan auto tips yang lain